Kamis, 25 Desember 2014

Model Pembelajaran Tematik Integratif dan Inquiry



MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DAN INQUIRI

A.    TEMATIK INTEGRATIF
1.      Pengertian
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara persial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik sepeti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Konsep pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990).

2.      Jenis-Jenis Model Pembelajaran Tematik Integratif
a.       Model Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Webbed Model) adalah pembelajaran yang pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema sentral bagi keterhubungan berbagai bidang studi.
·         Kelebihan dari model pembelajaran jaring laba-laba(Webbed) meliputi :
a)      Penyeleksian tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar.
b)      Lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman
c)      Memudahkan perencanaan
d)     Pendekatan tematik dapat memotivasi siswa
e)      Memberikan kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.
·         Kekurangan dari model pembelajaran Webbed meliputi :
a)      Sulit dalam menyesuaikan tema
b)      Cenderung untuk merumuskan tema yang dangkal
c)      Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan konsep.
·         Contoh Model Jaring Laba-Laba (Webbed Model)
Pada model pembelajaran tematik jaring laba-laba, guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar mata pelajaran. Model jaring laba-laba adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengejaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
b.      Pembelajaran Terpadu Tipe Keterkaitan
Connected Model (keterkaitan) adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu kemampuan dengan kemampuan lainnya, kegiatan satu hari dengan hari lahirnnya dalam satu mata pelajaran.
Model pembelajaran terpadu tipe connected atau keterhubungan pada prinsipnya mengupayakan adanya keterkaitan antara konsep, ketrampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu bidang studi. Model ini tidak melatih siswa untuk melihat suatu fakta dari berbagai sudut pandang, karena dalam model ini keterkaitan materi hanya terbatas pada satu bidang studi saja. Model ini menghubungkan beberapa materi, atau konsep yang saling berkaitan dalam satu bidang studi. Materi yang terpisah-pisah akan tetapi mempunyai ikatan, dengan sengaja dihubungkan dan dipadukan dalam sebuah topik tertentu. Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe keterkaitan (connected) yaitu guru menghubungkan atau menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
c.       Model Keterpaduan
Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari ketrampilan, konsep dan sikap yang tumpangtindih. Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada anak tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang pengembangan.
Contoh penerapan pembelajaran terpadu tipe keterpaduan adalah pada awalnya guru menyeleksi konsep-konsep ketrampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran misalnya matematika, IPS, IPA, dan Bahasa Indonesia. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, ketrampilan, dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa mata pelajaran.

3.      Langkah-Langkah pembelajaran
a.       Menentukan tema
Daftar tema yang terdapat dalam dokumen kurikulum 2013, bukanlah urutan yang harus dibelajarkan guru. Guru dapat melakukan pemilihan tema yang akan dibelajarkan terlebih dahulu. Sejatinya penetapan tema haruslah disesuaikan dengan kondisi daerah, sekolah, peserta didik, dan guru di wilayahnya.
b.      Melakukan analisis SKL, KI, KD, membuat indikator
Langkah kedua ini dilakukan dengan cara guru harus membaca semua SKL, KI, KD dari semua mata pelajaran. Meskipun indikator sudah tersedia dalam dokumen K- 13, guru juga bisa menambahkan indikatornya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.
c.       Melakukan pemetaan KD, Indiktor dengan tema
Guru melakukan kegiatan pemetaan kompetensi dasar dan indikator dikaitakan dengan tema yang tersedia yang dimasukkan kedalam format pemetaan agar lebih memudahkan proses penyajian pembelajaran, indikator mana saja yang harus dapat disajikan secara terpadu dengan cara membuat cek(√)
d.      Membuat jaring KD
Setelah dilakukan pemetaan KD, indikator dengan tema dalam satu tahun, maka dilanjutkan dengan membuat jaringan KD dan indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan kedalam format jaringan KD dan indikator.
e.       Menyusun silabus tematik terpadu
Langkah guru selanjutnya adalah menyusun silabus tematik untuk memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap tema sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran.
f.       Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menyusun RPP merupakan langkah terakhirdari sebuah perencanaan. Di dalam RPP tematik integratif tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam tema. 

4.      Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik
a.       Berpusat pada anak
b.      Memberikan pengalaman langsung
c.       Pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak
d.      Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam satu PBM
e.       Bersifat luwes
f.       Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dg minat dan kebutuhan anak
 
5.      Kelebihan Pembelajaran Tematik Integratif
a. Premis utama PTP bahwa peserta didik memerlukan peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya,
b. Menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.
c.    Pembelajaran tematik terpadu relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar.
d.    Menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
e.  Memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
6.      Kekurangan
Kekurangan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakuka oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.

B.     MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY
1.      Pengertian
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.
Model pembelajaran inkuiri adalah sebuah strategi yang langsung terpusat pada peserta didik yang mana nantinya kelompok-kelompok siswa tersebut akan dibawa dalam persoalan maupun mencari jawaban atas pertanyaan sesuai dengan struktur dan prosedur yang jelas. Sehingga model pembelajaran ini bisa melatih para siswa untuk belajar mulai dari menyelidiki dan menemukan masalah hingga menarik kesimpulan. Adapun model ini menjadikan siswa akan lebih banyak belajar mandiri untuk memecahkan permasalahan yang telah diberikan oleh pengajar.

2.      Langkah pembelajaran
a.       Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah ini guru harus merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah.langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting karena keberhasilan model pembelajaran ini  sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi yaitu :
a)      Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang siharapkan dapat tercapai oleh siswa.
b)      Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c)      Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
b.      Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam proses pembelajaran inkuiri.
Beberapa hal yang hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantara :
a)      Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa
b)       Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti
c)      Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
c.        Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap anak adalah dengan menyajikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
d.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
e.       Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.


f.       Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

3.      Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran inkuiri
Pembelajaran inquiry dengan metode Suchman menggunakan pertanyaan-pertanyaan yandiajukan kepada siswa sebagai alternative untuk prosedur pengumpulan data. Inkuiri Suchnan seperti yang dikutip oleh Kardi (2003:10) mempunyai 2 kelebihan yaitu :
a.       Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu yang singkat ini memungkinkan siswa dapat mengalami siklus inkiri dengan cepat, dan dengan pelatihan merekaakan terampil melakukan inkuiri
b.      Lebih efektif dalam senua bidang di dalam kurikulum.
Pendekatan pembelajaran ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognitif. Kelemahannya ialah antara lain; memakan waktu banyak (time consuming), dan kalau kurang terpimpin dan terarah, dapat menjurus pada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajarinya. (Rusyan ,1999 : 177-178)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar