MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
INTEGRATIF DAN INQUIRI
A.
TEMATIK
INTEGRATIF
1. Pengertian
Pembelajaran tematik
terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema. Pengintegrasian
tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, ketrampilan, dan
pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang
berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik
tidak belajar konsep dasar secara persial. Dengan demikian pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik sepeti tercermin pada berbagai
tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik terpadu, tema yang dipilih
berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Konsep pembelajaran terpadu yang
dikembangkan oleh Fogarty (1990).
2.
Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Tematik Integratif
a. Model
Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Webbed Model) adalah pembelajaran yang
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu yang menjadi tema
sentral bagi keterhubungan berbagai bidang studi.
·
Kelebihan dari model pembelajaran jaring
laba-laba(Webbed) meliputi :
a) Penyeleksian
tema sesuai dengan minat akan memotivasi anak untuk belajar.
b) Lebih
mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman
c) Memudahkan
perencanaan
d) Pendekatan
tematik dapat memotivasi siswa
e) Memberikan
kemudahan bagi anak didik dalam melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda
yang terkait.
·
Kekurangan dari model pembelajaran
Webbed meliputi :
a) Sulit
dalam menyesuaikan tema
b) Cenderung
untuk merumuskan tema yang dangkal
c) Dalam
pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada
pengembangan konsep.
·
Contoh Model Jaring Laba-Laba (Webbed
Model)
Pada model pembelajaran
tematik jaring laba-laba, guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang
menghubungkan antar mata pelajaran. Model jaring laba-laba adalah pembelajaran
yang mengintegrasikan materi pengejaran dan pengalaman belajar melalui
keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lainnya.
b. Pembelajaran
Terpadu Tipe Keterkaitan
Connected Model (keterkaitan)
adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu topik
dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu kemampuan
dengan kemampuan lainnya, kegiatan satu hari dengan hari lahirnnya dalam satu
mata pelajaran.
Model pembelajaran
terpadu tipe connected atau keterhubungan pada prinsipnya mengupayakan adanya
keterkaitan antara konsep, ketrampilan, topik, ide, kegiatan dalam satu bidang
studi. Model ini tidak melatih siswa untuk melihat suatu fakta dari berbagai
sudut pandang, karena dalam model ini keterkaitan materi hanya terbatas pada
satu bidang studi saja. Model ini menghubungkan beberapa materi, atau konsep
yang saling berkaitan dalam satu bidang studi. Materi yang terpisah-pisah akan
tetapi mempunyai ikatan, dengan sengaja dihubungkan dan dipadukan dalam sebuah
topik tertentu. Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe
keterkaitan (connected) yaitu guru menghubungkan atau menggabungkan konsep
matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam,
dan bunga.
c. Model
Keterpaduan
Integrated Model adalah
model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang ilmu
utama dengan mencari ketrampilan, konsep dan sikap yang tumpangtindih. Model
ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada anak tentang tujuan melakukan
kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang pengembangan.
Contoh penerapan
pembelajaran terpadu tipe keterpaduan adalah pada awalnya guru menyeleksi
konsep-konsep ketrampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester
dari beberapa mata pelajaran misalnya matematika, IPS, IPA, dan Bahasa
Indonesia. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, ketrampilan, dan nilai sikap
yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa
mata pelajaran.
3. Langkah-Langkah
pembelajaran
a. Menentukan
tema
Daftar tema yang
terdapat dalam dokumen kurikulum 2013, bukanlah urutan yang harus dibelajarkan
guru. Guru dapat melakukan pemilihan tema yang akan dibelajarkan terlebih
dahulu. Sejatinya penetapan tema haruslah disesuaikan dengan kondisi daerah,
sekolah, peserta didik, dan guru di wilayahnya.
b. Melakukan
analisis SKL, KI, KD, membuat indikator
Langkah kedua ini
dilakukan dengan cara guru harus membaca semua SKL, KI, KD dari semua mata
pelajaran. Meskipun indikator sudah tersedia dalam dokumen K- 13, guru juga
bisa menambahkan indikatornya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.
c. Melakukan
pemetaan KD, Indiktor dengan tema
Guru melakukan kegiatan
pemetaan kompetensi dasar dan indikator dikaitakan dengan tema yang tersedia
yang dimasukkan kedalam format pemetaan agar lebih memudahkan proses penyajian
pembelajaran, indikator mana saja yang harus dapat disajikan secara terpadu
dengan cara membuat cek(√)
d. Membuat
jaring KD
Setelah dilakukan
pemetaan KD, indikator dengan tema dalam satu tahun, maka dilanjutkan dengan
membuat jaringan KD dan indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari
pemetaan kedalam format jaringan KD dan indikator.
e. Menyusun
silabus tematik terpadu
Langkah guru
selanjutnya adalah menyusun silabus tematik untuk memudahkan guru melihat
seluruh desain pembelajaran untuk setiap tema sampai tuntas tersajikan di dalam
proses pembelajaran.
f. Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menyusun RPP merupakan
langkah terakhirdari sebuah perencanaan. Di dalam RPP tematik integratif
tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep mata
pelajaran yang disatukan dalam tema.
4. Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik
a. Berpusat pada anak
b. Memberikan pengalaman langsung
c. Pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak
d. Menyajikan konsep dari beberapa mata pelajaran dalam
satu PBM
e. Bersifat luwes
f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dg minat
dan kebutuhan anak
5. Kelebihan
Pembelajaran Tematik Integratif
a. Premis
utama PTP bahwa peserta didik memerlukan peluang tambahan (additional
opportunities) untuk menggunakan talentanya,
b. Menyediakan
waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.
c. Pembelajaran
tematik terpadu relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar.
d. Menginspirasi
peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar.
e. Memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively
different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta
didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking)
atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple
thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
6. Kekurangan
Kekurangan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakuka oleh
guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam
penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk
mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika
skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi
sebuah narasi yang kering tanpa makna.
B.
MODEL
PEMBELAJARAN INQUIRY
1. Pengertian
Inkuiri
berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan.
Model pembelajaran inkuiri adalah
sebuah strategi yang langsung terpusat pada peserta didik yang mana nantinya
kelompok-kelompok siswa tersebut akan dibawa dalam persoalan maupun mencari
jawaban atas pertanyaan sesuai dengan struktur dan prosedur yang jelas.
Sehingga model pembelajaran ini bisa melatih para siswa untuk belajar mulai
dari menyelidiki dan menemukan masalah hingga menarik kesimpulan. Adapun model
ini menjadikan siswa akan lebih banyak belajar mandiri untuk memecahkan
permasalahan yang telah diberikan oleh pengajar.
2. Langkah
pembelajaran
a.
Orientasi
Langkah orientasi
adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive.
Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Pada langkah ini guru harus merangsang dan mengajak siswa untuk
berpikir memecahkan masalah.langkah orientasi merupakan langkah yang sangat
penting karena keberhasilan model pembelajaran ini sangat tergantung pada kemauan siswa
untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Beberapa
hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi yaitu :
a)
Menjelaskan
topik, tujuan, dan hasil belajar yang siharapkan dapat tercapai oleh siswa.
b)
Menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c)
Menjelaskan
pentingnya topik dan
kegiatan belajar, hal ini dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi
belajar siswa.
b.
Merumuskan
masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk
berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah
yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa
didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam proses pembelajaran inkuiri.
Beberapa hal
yang hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantara :
a)
Masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa
b)
Masalah yang dikaji adalah masalah yang
mengandung teka-teki yang jawabannya pasti
c)
Konsep-konsep
dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh
siswa.
c.
Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang
dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap
anak adalah dengan menyajikan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji.
d.
Mengumpulkan
data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru dalam tahap ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
e.
Menguji
hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data dan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting
dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban
yang diberikan.
f.
Merumuskan
kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
3.
Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran inkuiri
Pembelajaran inquiry dengan metode Suchman menggunakan
pertanyaan-pertanyaan yandiajukan kepada siswa sebagai alternative untuk
prosedur pengumpulan data. Inkuiri Suchnan seperti yang dikutip oleh Kardi
(2003:10) mempunyai 2 kelebihan yaitu :
a.
Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode
pertemuan. Waktu yang singkat ini memungkinkan siswa dapat mengalami siklus
inkiri dengan cepat, dan dengan pelatihan merekaakan terampil melakukan inkuiri
b.
Lebih efektif dalam senua bidang di dalam kurikulum.
Pendekatan
pembelajaran ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognitif.
Kelemahannya ialah antara lain; memakan waktu banyak (time consuming), dan
kalau kurang terpimpin dan terarah, dapat menjurus pada kekacauan dan kekaburan
atas materi yang dipelajarinya. (Rusyan ,1999 : 177-178)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar